Story of Life

MY FRIEND BIOGRAPHY: ANNISA SEPTIANI

10:04:00 AM



A Taciturn Girl


Pagi yang indah, cuaca yang mendung penuh kedamaian di hari kamis. Seorang gadis duduk termangu di sudut ruangan kelas dikerumunan orang-orang yang sibuk dengan aktivitas mereka, ada yang sibuk bernyanyi, selfie, gosip terkini, hingga aksi buat tugas pagi hari. Yaaa Annisa Septiani, gadis virgo kelahiran 4 september 20 tahun yang lalu ini senang menyendiri duduk manis menanti dosen yang akan melakukan proses belajar mengajar di kelas itu. 
Ica begitu biasanya dia disapa. Dia tidak terlalu memperdulikan sekitarnya. Dia hanya sibuk dengan aktivitasnya. Bukan dia tak memiliki teman, namun baginya berteman itu hanya seadanya saja. Ia juga bahkan akan berbicara seadanya saja. Jarang sekali teman kelasnya melihat ica tertawa besar (ngakak) ketika ada sesuatu yang lucu dikelas. Bahkan tertawa kecil juga jarang ditemukan di raut wajahnya. Ia hanya tersenyum kecil ketika orang melihat kearahnya. 
Walau ia gadis yang senang menyendiri namun ia tak begitu diam saat suatu perkuliahan sedang berlangsung, terkadang satu dua kali ica memberikan pertanyaan seputar topik yang dibahas oleh temannya saat diskusi. 
Arloji ditangannya telah menunjukan pukul 11.30, itu berarti aktivitas kuliah hari itu telah usai. Namun, ica kecil tak kunjung pulang. Saat teman-teman yg lain keluar kelas, ada yang menuju parkiran dan ada yang menuju kantin. Ia malah mencari posisi enak dipojokan kelas, duduk sembari melihat-lihat tiap baris tulisan yang ada di binder kesayangannya. Yaa benar sekali, dia sedang mengerjakan tugas perkuliahan pada hari itu. Walau pendiam, ia terlihat rajin dalam mengerjakan tugas.  Ia akan tetap berada di dalam kelas, untuk beberapa hal. Terkadang tidak hanya untuk sebuah tugas, ia juga lebih memilih tetap pada posisi duduk nya di kelas itu bersama beberapa teman sembari membuka tasnya mencari benda mungil yang selalu ia bawa. Handphone kebanggaannya. Ia mulai mengutak atik ponsel itu mencari pengaturan untuk menyetel koneksi, agar terhubung dengan wi-fi kelas dan tak lupa colokan ponsel saat low-bat. Terkadang ia akan betah seperti itu hingga 3 jam lamanya. 
Ketika ia mulai jenuh, baru ia mulai mengemas seluruh barang-barangnya bersiap go home. Cacing mulai berperang didlm perutnya. 
Istilah kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang) terkadang melekat pada dirinya. Saking ia begitu pendiam, bahkan satu-dua orang teman sekelasnya biasanya kaum lelaki pun kadang bertanya, "Ada yang tau namanya ica? Siapa ica dikelas kita?" atau "Wee mau nanya annisa tu yang mana? Kelas kita?", ketika mereka telah mengetahui wajah ica atau annisa yang dimaksud baru mereka menyadari bahwa gadis itu yang bernama Annisa Septiani. Gadis pendiam yang suka duduk dipojokan kelas, tak terlalu suka dengan perkumpulan. Jarang tertawa, hanya ulasan senyum yang terlihat. Mungkin ada faktor kenapa ia begitu diam. Diam bukan sesuatu yang negative kok. Walau begitu, ia gadis yang baik hati dan juga rajin. 

Blessing on Achievement

          A 20-year-old girl who now become a student at a university in Pekanbaru. This first girl of two siblings choose be a student of English Education at FKIP Lancang Kuning University. Since childhood she had dreams of becoming a good teacher. For her, to  be a teacher is a noble job. Daughter of Mr. Alius and Mrs. Niswarty has some achievement before she started be an English student. Maybe now she look so quiet, even though she remains a diligent girl until she has some award.
She have studied in elementary school 001 Minas. When she was in 1st and 2nd grade of this school, she have got ranking 1 but in next grade she just get position in Big Ten. Her school days same with others like studying and playing anything.  She have had dance group created to having fun with her friends.
Furthermore, she is an alumni of Junior High School 23 Siak  that known as Junior High School 3 Minas for now. In JHS, she have presented tambourine collaboration on religious event although the result was less satisfactory, but she was still happy because the audiences were entertained. Each completed final test, her school organized sport competition and her class got appreciation as winner in volley competition. 
Annisa also known as Ica, She have graduated from Senior High School 1 Minas. In this school, she took social majors because she did not like science majors. She started to like accounting and sociology course and tried learn them well. By doing so, she was given an opportunity to follow Sumatera Accounting Competition in Economic Faculty of Riau University, but she could not get a win cause many opposite that more prepared and also more smart than her. In the next year, she got followed back that competition but same result with the preceding year. She thought that, she less talented on that program but she was glad to have done it.
            For her, that’s all very interesting experience in her life. She got a lot of learning from all she have done.



Story of Life

SHORT STORY

7:51:00 PM



A BOTTLE OF SWEET LOVE




Mentari mulai menghampiri, Lana berusaha membuka matanya yang masih terasa berat. Gelap disekitarnya pelan-pelan berubah warna. Kunang yang semula terasa memberatkan pandangan kian melambat sirna. “Huuuuft, ini Sunday morning. Aku malas melakukan apa-apa pagi ini”. Tetapi, suatu hal baru saja mencoba menggoyahkan keinginannya.
            Seketika senyuman kecil terukir saat ia lirik ponsel disampingnya. Sebuah inbox memberikannya semangat, “Jogging yok”, dua kata yang mengeluarkan energi begitu dahsyat. Bahkan, hingga dapat membuatnya bangkit dari ketidaksadaran sesaat. Bak secepat kilat, Lana pun membalas, “Oke Bang Ken, I’ll wait you at home”. Setelah kalimat itu terucap, ia pun bergegas menuju kamar mandi.
            Sekitar pukul 06.30 seseorang mengetuk pintu rumah Lana. Seulas senyuman kebahagiaan terukir dibibir gadis cantik itu. Siapapun dapat melihat senyuman itu tak terkecuali Sang Bunda tercinta.
“Bun, lana jogging dulu yaa. Udah ada yang nungguin di depan tuh”, seru Lana.
“Oke sayang, hati-hati yaaa”, ujar sang bunda dengan terkekeh. Lana mengerti maksud tawaan dari sang bunda, tapi ia mengabaikan itu karena tak ingin membuat pangeran di luar sana menunggunya begitu lama.
            Demi seorang Kenan, ia lupa akan sesuatu yang cukup penting untuk kehidupannya. Ia tak sempat sarapan terlebih dahulu wkwkwk. “sumber energiku telah menghampiriku saat ini”, lirih lana dalam hati. Mereka langsung berjalan menyusuri jalanan sambil berbincang ria. Ketika hampir sampai di sebuah swalayan, Kenan melihat wajah lana menahan lapar bak tomat merah. “ada hal yang mesti ku lakukan”, seru Kenan dalam hati.
“Dek, abang mau ke indomaret ni, ada yang mau dititip?”, tanya Kenan pada Lana.
“Hmm, apa aja deh bang. Yang bisa mengganjal lapar”.
“Okedeh, tunggu disini yaa na”, seru Kenan. Ia puas mendengar jawaban dari gadis cantik itu, karena dia tahu apa yang mesti ia belikan untuk Lana.
            Lana duduk di kursi taman yang tak jauh dari swalayan tersebut sambil menunggu kedatangan Kenan. Tak lama setelah itu, Kenan menghampirinya dengan membawa sekantong plastik titipan Lana.
“Abang belikan adek apaan?” tanya lana.
“Apaan ya, yaudah deh diliat sendiri deh, ntar tahu juga”, sambil tertawa kecil ia pun duduk disebelah gadis itu.
“Susu vanilla? Loh kok setiap jumpa, adek selalu dapat ini dari abang. Dan juga selalu rasa ini. Kenapa tak pernah chocolate?” tanya Lana penuh maksud. Ia begitu heran, karena ia tak pernah memberi tahu tentang alerginya terhadap chocolate.
            Kenan tak menjawab apa-apa, hanya tersenyum manis. Sehingga membuat Lana semakin ingin mengetahui sesuatu.
“Bukannya dijawab, malah senyum. Adek heran setiap kita jumpa selalu diberikan ini. Padahal adek gak pernah ngomong tentang kesukaan dan hal yang adek tidak suka, tapi kok abang tau?” kali ini Lana benar-benar bingung.
“Sejujurnya, ada cerita dari ini semuanya dan alasan abang selalu memberikan ini”, jawab Kenan sedikit serius.
            Terik mulai menyusuri tiap sudut kulit mereka, tapi tak membuat mereka enggan beranjak dari tempat itu. Sinar matahari menyilaukan pandangan Kenan, ketika berusaha menatap gadis disampingnya. Silauan itu membuat wajah lana begitu bersinar. Seketika debaran dijantungnya semakin kuat, “Oh God,  aku jatuh cintaaaaaa”. Kenan menatap langsung ke mata Lana, hangat. Membuatnya tersenyum kembali.
“Bang Ken...”
“Na…”
Mereka tertawa bersama, tetapi tidak membuyarkan keingintahuan Lana akan suatu hal. Lana terus menatap Kenan, begitu dalam hingga benar-benar dapat dirasakan oleh Kenan. Ia tak memiliki tameng untuk menahan tatapan gadis itu. Sehingga mau tidak mau ia harus mengatakan maksudnya saat itu juga.
“Sebenarnya, aku pernah berpikir kamu orang yang sombong dan susah diajak ngomong, sampai suatu ketika aku berada didekatmu, aku akhirnya menyadari sesuatu” ucap Kenan.
“Kapan?? Adek penasaran ni. Sadar akan apa?” tanya Lana antusias.
            Lana tak pernah menyadari, bahwa pernah ada suatu hari mereka berada di tempat yang sama. Ya perpustakaan kampus. Tempat yang tenang, damai dan begitu sejuk. Di tempat inilah, suatu hal terjadi. Ketika Lana dan temannya ingin membeli sesuatu disana, ia harus mengantri dibelakang seorang lelaki untuk melihat isi kulkas perpus. Lelaki yang tak pernah mau ia kenal karena tingkah jahil dan nakal yang dimilikinya. Lelaki itu Kenan. Semua orang mengenal Kenan tapi tidak untuk seorang Lana. Kenan mengambil sebotol susu vanilla lalu pergi dari sana. Saat Lana dan temannya membuka kulkas, mereka hanya mendapati dua botol susu perisa chocolate dan vanilla. Temannya langsung mengambil botol vanilla sehingga membuatnya terdiam dan cemberut.
“Vir, biarkan aku yang botol vanilla. Aku gak mau yang chocolate”, seru lana.
“Yahhh na, aku lagi pengen vanilla pulak, aku tak ingin minum yang lain”.
“Kamu kan tahu aku tidak suka chocolate karena bisa membuatku pusing”, ucap lana.
            Perkataan Lana tidak membuahkan hasil, temannya tak ingin memberikan botol vanilla itu. Sehingga mau tidak mau Lana harus mengambil minuman lain. Tetapi sebelum hal itu terjadi, sepertinya mereka tidak meyadari bahwa selama mereka berdebat, sepasang mata melihat tingkah mereka. Kenan asik melihat perdebatan itu namun ia hanya fokus pada wajah Lana, wajah cemberut yang begitu imut. Kenan tersenyum melihat adegan tersebut lalu ia menghampiri Lana, mengambil botol chocolate di tangan Lana dan menukarnya dengan botol vanilla miliknya. “Yaudah, ambil aja ini. Biar aku yang ini”, seru Kenan pada Lana.
            Lana tak pernah mengingat kejadian itu karena baginya tak berarti apa-apa. Namun lain hal dengan Kenan. Karena saat kejadian itulah, ia menyadari bahwa ia mulai tertarik pada seorang gadis cantik seperti Lana.
            Setelah bercerita tentang kejadian yang telah lama berlalu itu, mereka masih duduk di kursi taman tersebut, terdiam dan hanyut dalam pikiran masing-masing. Sampai pada akhirnya Kenan memulai kembali obrolan mereka.
“Itulah maksud kenapa abang selalu memberikan sebotol susu vanilla setiap berjumpa dengan adek. Karena abang ingin moment pertama abang jatuh hati pada seorang gadis selalu teringat oleh abang, abang ingin perasaan abang ke adek seputih susu vanilla itu, dan abang berterima kasih pada botol pertama itu karenanya abang bertemu seorang Lana”, seru Kenan.
            Setelah mendengar pernyataan Kenan, tanpa Lana sadari wajahnya telah merah merona mendengar itu semua. Dia tak pernah menyadari kedekatannya dengan Kenan bukan sekedar suatu kebetulan.
Lelaki yang pernah ia benci, dan tak pernah ingin ia kenal sekarang menjadi begitu dekat dengannya dan membuatnya jatuh cinta. Ternyata kebenciannya, membuahkan rasa cinta dan kasih sayang yang begitu manis, semanis susu vanilla digenggamannya.

           





College

THIRD SEMESTER: LITERATURE (NEW LESSON)

11:15:00 AM


THE DEFINITION OF
INTRODUCTION TO LITERATURE AND PROSE




What is Literature?
According to some experts around the world, literature is defined:
·          Klarer (1998) states that “Literature is referred to as the entirety of written expression with the restriction that not every written document can be categorized as literature in the more exact sense of the word”.
·            Rees (1973) sees it in the narrow sense of "writing which expresses and communicates thought, feelings and attitudes towards life".
·           Moody (1987) writes that literature springs from our inborn love of telling a story, of arranging words in pleasing patterns, of expressing in words some special aspects of our human experience. 
·         Henry van Dyke defined “Literature consists of those writing which interpret the meanings of nature and life, in words of charm and power, touched with the personality of the author, in artistic forms of permanent interest”.
·             Boulton (1980) defines literature from a functional perspective as the imaginative work that gives us R’s: recreation, recognition, revelation and redemption. 
·             G. K. Chesterton defined “Literature is a luxury; fiction is a necessity."
·            Gyasi (1973) defines it in its broad sense as "anything that is written".
·                Imam Ja’far al-Sadiq (Muslim Scholar and Philosopher) “Literature is the garment which one puts on what he says or writes so that it may appear more attractive”.
·         Wellek and Warren (1963:22) also state that the term literature seems best if we limit it to the art of literature, that is, to imaginative literature. Literature is also produced by imagination of the author. Literature is not just a document of facts, it is not just the collection of real events though it may happen in the real life. Literature can create its own world as a product of the unlimited imagination.
       C. S. Lewis "Literature adds to reality, it does not simply describe it. It enriches the necessary competencies that daily life requires and provides; and in this respect, it irrigates the deserts that our lives have already become".
·       Panuti Sudjiman (1986 : 68) Sastra sebagai karya lisan atau tulisan yang memiliki berbagai ciri keunggulan seperti keorisinalan, keartistikan, keindahan dalam isi, dan ungkapannya.

Therefore, in my opinion, Literature is part of arts.
Literature is writings that have beautiful word in every word and excellence which is based on the human life that produced the human mind, which contained in oral and written. Literature has three general genres (Drama, Poetry, and Prose).











What is Prose?
According to experts, prose is defined:

·               Edgar V. Roberts and Henry E. Jacobs (1995:2) classify prose into two, fiction prose and nonfiction prose. Fiction, originally meant anything made up or shaped, is prose stories based on the author’s creation and imagination.
·              John Gross, Introduction to The New Oxford Book of English Prose. Oxford Univ. Press, 1998 Prose is the ordinary form of spoken or written language: it fulfills innumerable functions, and it can attain many different kinds of excellence. A well-argued legal judgment, a lucid scientific paper, a readily grasped set of technical instructions all represent triumphs of prose after their fashion. And quantity tells. Inspired prose may be as rare as great poetry--though I am inclined to doubt even that; but good prose is unquestionably far more common than good poetry. It is something you can come across every day: in a letter, in a newspaper, almost anywhere.
·            Jeremy Bentham, Prose is when all the lines except the last go on to the end.
·           Samuel Coleridge, Prose includes different genres of fiction such as mystery, action, romance and others. It also includes non-fiction texts such as essays, scientific reports or newspaper articles.
·           Aminuddin, 2002: 66, Prosa fiksi adalah kisahan atau ceritera yang di emban oleh pelaku-pelaku tertentu dengan pemeranan, latar, serta tahapan dan rangkaian ceritera tertentu yang bertolak dari hasil imajinasi pengarangnya, sehingga menjalin suatu ceritera.
·     M. Saleh Saad dan Anton M. Muliono (dalam Tjahyono, 1988:106) mengemukakan pengertian prosa fiksi (fiksi, prosa narasi, narasi, ceritera berplot, atau ceritera rekaan disingkat cerkan) adalah bentuk ceritera atau prosa kisahan yang mempunyai pemeran, lakuan, peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya imajinasi.

In my opinion, Prose is writings that consists of one/more than one sentence that has grooves and beautiful meaning. It includes fiction, they are novels, romances, and short stories. On the other hand, nonfiction is consists of essays, magazines, newspapers, SOCMED’s status, etc.

References:
http://www.hasansadili.my.id/2013/01/pengertian-sastra-secara-umum-dan.html